Hasil Uji BBM oleh Pemkot Samarinda, Andi Harun: RON di bawah standar dan mengandung air juga timbal 

    Seputarfakta.com - Umar Daud -

    Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda

    05 Mei 2025 12:34 WIB

    Walikota Samarinda, Andi Harun saat melangsungkan konferensi pers terkait uji sampel BBM jenis Pertamax (Foto: Umar Daud/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, akhirnya menyampaikan hasil uji sampel Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, Senin (5/5/2025). Wali Kota Samarinda, Andi Harun menuturkan, hasil pengujian 3 sampel BBM jenis Pertamax menunjukkan bahwa  sampel memiliki angka Research Octane Number (RON) alias kualitas bahan bakar di bawah dari standar yang seharusnya beredar.

    "Hasil penelitian, ditemukan bahwa penyebab utama kendaraan bermotor yang digunakan konsumen terdampak disebabkan kualitas BBM yang tidak memenuhi standar kelayakan kualitas atau dalam kondisi yang sudah rusak," jelas Andi Harun. 

    Secara rinci, AH sapaan Andi Harun membeber bahwa sampel pertama memiliki nilai RON 86,7, sampel kedua 89,6, dan sampel ketiga 91,6.

    Ketiganya menunjukkan bahwa nilai RON lebih rendah dari standar kelayakan yakni 92 untuk jenis Pertamax. 
    Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa sampel menunjukkan adanya kandungan timbal sebesar 66 PPM, dari sampel dengan nilai RON 91,6. Kadar timbal yang dinyatakan dalam ppm atau parts per million, adalah cara untuk mengukur jumlah timbal dalam suatu sampel. Misalnya, dalam air, 1 ppm timbal berarti ada 1 miligram timbal per 1 juta miligram air.

    Tak hanya itu, lanjut AH, penelitian juga menemukan adanya kandungan air dalam sampel senilai 742 PPM. Untuk diketahui, Pemkot Samarinda melakukan uji sampel untuk menjawab keresahan masyarakat di Samarinda terkait  adanya laporan sejumlah kendaran milik warga yang 'brebet' yang diduga disebabkan BBM yang beredar di sejumlah SPBU diduga oplosan. Guna menegakkan praduga tersebut, maka Pemkot Samarinda melakukan penelitian  ilmiah, yang melibatkan sejumlah ahli.

    Tim akademik independen dikerahkan Pemkot Samarinda guna menguatkan pengkajian dugaan kasus bahan bakar tersebut.
    Ia menyebut, penelitian BBM dilakukan sejak  12 April 2025 lalu, pada tangki Patraniaga dan dua SPBU lainnya.

    Selain itu, berdasarkan laporan masyarakat,  sampel juga turut diambil dari 3 kendaraan yang mengalami kerusakan. 
    "Ini hal uji dari beberapa institusi. Sudah divalidasi bahwa ada kontaminasi yang terjadi," pungkasnya. (Adv)

    (Sf/Rs)

    Tim Editorial

    Connect With Us

    Copyright @ 2023 seputarfakta.com.
    All right reserved

    Kategori

    Informasi

    Hasil Uji BBM oleh Pemkot Samarinda, Andi Harun: RON di bawah standar dan mengandung air juga timbal 

    Seputarfakta.com - Umar Daud -

    Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda

    05 Mei 2025 12:34 WIB

    Walikota Samarinda, Andi Harun saat melangsungkan konferensi pers terkait uji sampel BBM jenis Pertamax (Foto: Umar Daud/Seputarfakta.com)

    Samarinda - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, akhirnya menyampaikan hasil uji sampel Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax, Senin (5/5/2025). Wali Kota Samarinda, Andi Harun menuturkan, hasil pengujian 3 sampel BBM jenis Pertamax menunjukkan bahwa  sampel memiliki angka Research Octane Number (RON) alias kualitas bahan bakar di bawah dari standar yang seharusnya beredar.

    "Hasil penelitian, ditemukan bahwa penyebab utama kendaraan bermotor yang digunakan konsumen terdampak disebabkan kualitas BBM yang tidak memenuhi standar kelayakan kualitas atau dalam kondisi yang sudah rusak," jelas Andi Harun. 

    Secara rinci, AH sapaan Andi Harun membeber bahwa sampel pertama memiliki nilai RON 86,7, sampel kedua 89,6, dan sampel ketiga 91,6.

    Ketiganya menunjukkan bahwa nilai RON lebih rendah dari standar kelayakan yakni 92 untuk jenis Pertamax. 
    Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa sampel menunjukkan adanya kandungan timbal sebesar 66 PPM, dari sampel dengan nilai RON 91,6. Kadar timbal yang dinyatakan dalam ppm atau parts per million, adalah cara untuk mengukur jumlah timbal dalam suatu sampel. Misalnya, dalam air, 1 ppm timbal berarti ada 1 miligram timbal per 1 juta miligram air.

    Tak hanya itu, lanjut AH, penelitian juga menemukan adanya kandungan air dalam sampel senilai 742 PPM. Untuk diketahui, Pemkot Samarinda melakukan uji sampel untuk menjawab keresahan masyarakat di Samarinda terkait  adanya laporan sejumlah kendaran milik warga yang 'brebet' yang diduga disebabkan BBM yang beredar di sejumlah SPBU diduga oplosan. Guna menegakkan praduga tersebut, maka Pemkot Samarinda melakukan penelitian  ilmiah, yang melibatkan sejumlah ahli.

    Tim akademik independen dikerahkan Pemkot Samarinda guna menguatkan pengkajian dugaan kasus bahan bakar tersebut.
    Ia menyebut, penelitian BBM dilakukan sejak  12 April 2025 lalu, pada tangki Patraniaga dan dua SPBU lainnya.

    Selain itu, berdasarkan laporan masyarakat,  sampel juga turut diambil dari 3 kendaraan yang mengalami kerusakan. 
    "Ini hal uji dari beberapa institusi. Sudah divalidasi bahwa ada kontaminasi yang terjadi," pungkasnya. (Adv)

    (Sf/Rs)