Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Advertorial
Peluncuran program Genting oleh Perwakilan BKKBN Kaltim di Samarinda, Kamis (5/12/2024). (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara resmi meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
Program yang merupakan bagian dari upaya nasional ini diluncurkan secara hybrid meeting, adapun Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur (Kaltim) juga mengikuti telekonferensi yang dilaksanakan di Satya Gatra Olah Bebaya BKKBN Kaltim, Jalan Perjuangan 2, Samarinda, pada Kamis (5/12/2024).
Dalam peluncuran program Genting juga diwarnai dengan kunjungan pelayanan KB Serentak, Rebranding Logo Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kemudian adanya akad peduli stunting , dan simulasi pencatatan dan pelaporan melalui dashbord Genting.
Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Sunarto, menjelaskan bahwa Genting merupakan sebuah gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa untuk mencegah stunting. "Kalau dulu kita mengenal program bapak asuh anak stunting, sekarang kita beralih ke gerakan yang lebih luas," ujar Sunarto.
Target utama dari program Genting adalah mencapai satu juta anak bebas stunting. Program ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari nutrisi, sanitasi, hingga edukasi. "Untuk aspek nutrisi, kita menyediakan berbagai paket bantuan, mulai dari N1 hingga N3, dengan rata-rata biaya Rp15.000 per anak per hari," jelasnya.
Selain aspek nutrisi, Genting juga fokus pada perbaikan kondisi lingkungan, seperti rumah tidak layak huni, akses air bersih, dan sanitasi. Yang menarik, program ini juga melibatkan masyarakat dalam memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting. "Ini adalah hal baru di mana masyarakat diberikan kesempatan untuk aktif terlibat dalam upaya pencegahan stunting," tambah Sunarto.
Sunarto juga menyebutkan bahwa program Genting melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. "Kami telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan untuk mendukung program ini. Komitmen mereka sangat berarti dalam upaya kita menurunkan angka stunting," ungkapnya.
Di Kaltim sendiri, BKKBN menargetkan 9.511 keluarga berisiko stunting untuk mendapatkan bantuan melalui program Genting. "Kami telah mengidentifikasi keluarga-keluarga ini dan akan segera mencocokkan mereka dengan para donatur," ujar Sunarto.
Sunarto berharap program Genting dapat berjalan dengan sukses dan mampu menurunkan angka stunting di Kaltim secara signifikan. "Dengan kerjasama semua pihak, kita yakin target untuk menurunkan angka stunting dapat tercapai," pungkasnya. (Adv)
(Sf/Rs)
Tim Editorial
Cari disini...
Seputarfakta.com - Maulana -
Advertorial
Peluncuran program Genting oleh Perwakilan BKKBN Kaltim di Samarinda, Kamis (5/12/2024). (Foto: Maulana/Seputarfakta.com)
Samarinda - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara resmi meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
Program yang merupakan bagian dari upaya nasional ini diluncurkan secara hybrid meeting, adapun Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur (Kaltim) juga mengikuti telekonferensi yang dilaksanakan di Satya Gatra Olah Bebaya BKKBN Kaltim, Jalan Perjuangan 2, Samarinda, pada Kamis (5/12/2024).
Dalam peluncuran program Genting juga diwarnai dengan kunjungan pelayanan KB Serentak, Rebranding Logo Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kemudian adanya akad peduli stunting , dan simulasi pencatatan dan pelaporan melalui dashbord Genting.
Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Sunarto, menjelaskan bahwa Genting merupakan sebuah gerakan yang melibatkan seluruh komponen bangsa untuk mencegah stunting. "Kalau dulu kita mengenal program bapak asuh anak stunting, sekarang kita beralih ke gerakan yang lebih luas," ujar Sunarto.
Target utama dari program Genting adalah mencapai satu juta anak bebas stunting. Program ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari nutrisi, sanitasi, hingga edukasi. "Untuk aspek nutrisi, kita menyediakan berbagai paket bantuan, mulai dari N1 hingga N3, dengan rata-rata biaya Rp15.000 per anak per hari," jelasnya.
Selain aspek nutrisi, Genting juga fokus pada perbaikan kondisi lingkungan, seperti rumah tidak layak huni, akses air bersih, dan sanitasi. Yang menarik, program ini juga melibatkan masyarakat dalam memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting. "Ini adalah hal baru di mana masyarakat diberikan kesempatan untuk aktif terlibat dalam upaya pencegahan stunting," tambah Sunarto.
Sunarto juga menyebutkan bahwa program Genting melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. "Kami telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan untuk mendukung program ini. Komitmen mereka sangat berarti dalam upaya kita menurunkan angka stunting," ungkapnya.
Di Kaltim sendiri, BKKBN menargetkan 9.511 keluarga berisiko stunting untuk mendapatkan bantuan melalui program Genting. "Kami telah mengidentifikasi keluarga-keluarga ini dan akan segera mencocokkan mereka dengan para donatur," ujar Sunarto.
Sunarto berharap program Genting dapat berjalan dengan sukses dan mampu menurunkan angka stunting di Kaltim secara signifikan. "Dengan kerjasama semua pihak, kita yakin target untuk menurunkan angka stunting dapat tercapai," pungkasnya. (Adv)
(Sf/Rs)